Nurkus Blog

» Beranda » Blog » Sejarah » Apa itu Sosialisme?

Apa itu Sosialisme?

Apa Itu Sosialisme?
Daftar Isi

Bayangkan jika dunia sedang mengalami perubahan yang sangat besar. Dimana perkotaan mengalami perkemangan yang sangat pesat, dua sampai sepuluh kali lebih besar dari sebelumnya. Kuda digantikan oleh mobil, surat menyurat diganti dengan telepon dan pabrik yang biasa hanya dapat memproduksi satu produk dalam sehari menjadi 10 produk per jam.

Akan tetapi pada saat perkembangan pesat tersebut, kamu masih tinggal di rumah seluas 25 meter persegi bersama dua keluarga lainnya. Di atasmu ada keluarga lagi, dan di bawahmu ada tiga keluarga yang berbeda.


Lahirnya Sosialisme di Era Revolusi Industri

Kapitalisme memang memimpikan dunia yang meningkatkan taraf hidup semua orang yang bekerja. Lalu, bagaimana mimpi yang indah ini dapat berubah kondisi menjadi sebaliknya? Di mana kaum buruh bekerja selama 16 jam sehari dan masih hidup di kondisi yang sangat miskin.

Pada abad ke-19, di mana negara-negara di Eropa sedang mengalami perkembangan yang pesat. Era yang disebut juga dengan Industrial Revolution (Revolusi Industri), perkembangan terjadi sangat pesat dengan kemegahan kota-kota pada saat itu. Akan tetapi, dibalik kemegahan dan perkembangan pesat tersebut, banyak pakar ekonomi yang menyadari adanya kesalahan pada sistem kapitalisme.

Sistem yang seharusnya membawa kemakmuran bagi seluruh masyarakat justru memperluas penderitaan dan kemiskinan pada kaum buruh. Hal inilah yang menyebabkan lahirnya Sosialisme, karena sosialisme dianggap sebagai solusi dari ketimpangan yang terjadi pada sistem kapitalisme tersebut.

Baca Juga: Spektrum Politik: Apa itu Politik Kanan dan Politik Kiri?


Apa Itu Sosialisme?

Berbeda dengan kapitalisme yang mana setiap individu memiliki hak untuk memiliki dan mengelola sumber daya. Sosialisme meyakini bahwa pemerintah yang berhak untuk mengalokasikan sumber daya dan kekayaan pada suatu negara (Landreth & Collander,1994). Sosialisme adalah kritik kepada sistem kapitalisme. Di mana salah satu kritik sosialisme terhadap kapitalisme adalah sistem kapitalisme membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Dikarenakan kritik yang tajam tersebut, maka Sosialisme identik dengan istilah “Sayap Kiri” karena menuntut dan menginginkan untuk mengubah sistem Kapitalisme.


Kata Para Tokoh

Pakar ekonomi, Louis Blanc mengatakan bahwa Sosialisme merupakan sistem ekonomi di mana semua orang mendapat pekerjaan dan tiap orang dibayar dengan gaji yang setara dengan pekerjaan mereka masing-masing. Blanch merasa pemerintah harus mampu membuat bisnis untuk menyediakan pekerjaan dan Blanc juga menyatakan “Untuk tiap orang sesuai dengan kemampuan mereka, dan kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhan mereka.”

Selain Blanc, Robert Owen seorang pengusaha kaya raya juga mengatakan bahwa Kapitalisme merupakan sistem yang kejam. Dia menyarankan agar perusahaan-perusahaan tersebut digantikan dengan koperasi.

Pemikir Jerman, J. C. L. Simonde juga meyakini bahwa kapitalisme akan menghasilkan penderitaan dan pengangguran dalam skala yang cukup besar.


Asumsi Sosialisme

Asumsi Sosialisme adalah masyarakat yang dibagi menjadi dua kelas. Yakni kaum Borjuis dan dan Kaum Proletar.  Kaum Borjuis adalah kaum yang memiliki modal dan alat-alat produksi. Sedangkan, kaum proletary adalah mereka yang tidak memiliki modal dan alat-alat produksi. Namun, demi bertahan hidup mereka mengoperasikan modal dan alat-alat produksi tersebut untuk mendapatkan upah.

Kaum Borjuis memiliki keinginan untuk menjadi kaya, sehingga memiliki kecenderungan untuk menindas pekerjanya. Dengan memberi upah yang kecil agar produk yang dibuat bisa dihargai lebih murah. Terlebih lagi, keuntungan yang berasal dari penjualan akan masuk ke kantong para borjuis.

Apabila pekerja protes agar bisa mendapatkan upah yang lebih tinggi atau penghidupan yang lebih layak, maka borjuis dapat memecat mereka dengan menggantikan posisi tersebut dengan orang lain.


Popularitas Sosialisme

Banyak sekali pakar-pakar sosialis yang menentang sistem kapitalisme. Akan tetapi, sosialisme lebih dipopulerkan oleh Karl Marx. Menurut Marx, sosialisme bukan hanya sebuah sistem, tapi juga merupakan suatu proses untuk meraih sistem yang lebih ekstrim yaitu Komunisme (Angresano, 1991). Walaupun Komunisme dan Sosialisme sama-sama berdiri di sayap kiri, tidak semua Sosialis sama dengan Komunis. Bahkan, tak jarang penganut Sosialisme menentang Komunisme.

Dalam Sosialisme, properti pribadi akan digantikan dengan kepemilikkan bersama, kekuatan politik dan ekonomi akan dimiliki oleh negara, pajak yang tinggi akan diterapkan dan perusahaan akan dikuasai oleh negara (Angresano, 1991).

Akan tetapi, Sosialisme masih memiliki elemen Kapitalisme dimana individu memiliki self-interest dan harus diberikan upah untuk bekerja. Konsep negara dan uang juga masih ada dalam Sosialisme.

Sedangkan pada Komunisme negara, perbedaan keas, kepemilikkan pribadi, bahkan uang akan hilang. Manusia akan hidup bersama-sama dalam ikatan persaudaraan dan orang-orang bekerja bukan untuk mencari upah, melainkan untuk memproduksi barang-barang yang dibutuhkan saja.

Ide Marx terbukti diterima oleh khalayak ramai, Marx menginspirasi tokoh seperti Lenin dan Stalin untuk melakukan revolusi di Rusia dan mendirikan Republi Sosialis Soviet atau Uni Soviet.


Kemunduran Sosialisme

Perseteruan antara sistem Sosialisme dan Kapitalisme berujung pada perang dingin antara Blok Barat (Kapitalisme) dan Blok Timur (Sosialisme). Pada saat blok barat memenangkan perang, ide-ide Sosialisme mengalami kemunduran. Negara-negara seperti Polandia, Jerman Timur, Romania, Hungaria, Vietnam, dan lain-lain mulai meninggalkan Sosialisme dan mulai memegang ide-ide seperti kebijakan pasar bebas dan Kapitalisme.

Dalam buku Francis Fukuyama yang berjudul “End of History” mengatakan bahwa perpaduan ide-ide Kapitalisme, Demokrasi dan Liberalisme telah mengalahkan Komunisme dalam panggung global (Glaser, 2014).


Penutup

Apakah Sosialisme sudah punah?

Tidak!

Sosialisme masih ada dalam bentuk yang lebih demokratis dan modern, di mana pemerintah berperan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program sosial dan regulasi pasar. Contoh di negara-negara Skandinavia, dimana pelayanan kesehatan dan Pendidikan disediakan secara gratis, tetapi nilai pajak yang harus dibayar menjadi sangat tinggi.

Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa kebijakan seperti BUMN, transportasi umum, dan subsidi beranjak dari pemikiran Sosialisme. Pada intinya, jika hasil suatu kebijakan dapat dinikmati secara umum, maka biaya juga harus ditanggung secara umum. Sementara ide-ide Marx dan pemikir Sosialisme radikal masih ada juga di zaman ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *